Hanya sebelah kaki
Selalu.. dan selalu malam itu mengesalkan,
Sudah.. pintu dan cendela sudah tertutup kain lusuh,
Namun.. kenapa selalu ianya datang.
Tak terlihat.. tak terasa.. tapi menyakitkan,
Dia memandangiku atau aku yang selalu memandanginya?
Dia memeluku atau aku yang memeluknya?
Dia memeluku atau aku yang memeluknya?
Dia mengikutiku atau aku yang mengikutinya?
Ataukah kita sama sama melakukanya?
Ataukah ini hanya sebuah halusinasiku saja?
Tapi kenapa semua terasa jelas?
Arah mata angin menjadikanku terbiasa,
Hadirnya dalam setiap malam - malamku.
Tapi..
Ini hanya sebuah halusinasi,
Kenyataan..
Menjadikanya kenyataan?
Mungkinkah?
Bertanya..
Meminta..
Menyakinkan..
Membuktikan..
Dengan kekuatanku..?
Iyah..
Aku terbiasa terdiam dalam kesendirian..
Aku terbiasa.. dan aku bisa.
Tetapi,
Jika aku hanya menginginkanya tanpa keikhlasan darinya,
Atau Jika aku harus berjalan sendiri untuk mewujudkanya sendiri,
Mungkin akan terasa pincang, menangis sendiri,tersenyum sendiri, bersedih sendiri,
jika ada sebuah kesalahan ianya adalah kesalahan sendiri,
yang tak pernah mengerti dan menyadari diri,
Siapa aku? dan apa yang aku punya? karena aku sendiri.
Comments 0
EmoticonEmoticon