Wednesday, May 9, 2018


Johor bahru - Selama tinggal di malaysia penulis sudah 2 kali menyaksikan pemilu malaysia atau pilihan raya (sebutan untuk pemilu di malaysia) dan pemilu ini adalah pemilu terpanas dan tersengit bagi sebagian masyarakat malaysia, dimana seorang mantan perdana menteri terlama dalam sejarah malaysia yaitu Tun DR. Mahathir harus turun dari gunung untuk melawan partai atau koalisi Barisan Nasional yang Notabene nya adalah partai atau koalisi yang dulunya pernah membawa nama DR. Mahathir menjadi seorang perdana menteri.
Itulah politik, tidak ada teman atau lawan abadi,  mungkin hari ini mereka berteman bisa jadi esok mereka akan saling serang sebagai lawan, dan juga sebaliknya, hari ini mereka saling serang sebagai lawan mungkin esok mereka juga akan satu pangung sebagai teman ataupun koalisi, sebagai contohnya adalah DR mahathir sendiri,dimana dulu dia sebagai pejuang UMNO (salah satu partai melayu dalam koalisi pemerintah) sangat membenci DAP (Democratic Action Party)  yang merupakan partai yang di dominasi oleh orang Chinese , namun hari ni mereka bergandengan tangan sebagai oposisi untuk menjatuhkan partai pemerintah saat ini.
Belum lagi dengan Anwar ibrahim yang merupakan mantan wakil perdana menteri dari DR Mahathir, yang dulunya di pecat oleh DR Mahathir dalam era reformasi tahun 1998 menyerang Asia tenggara dan anwar ibrahim adalah seseorang yang menjadi musuh politik utama DR mahathir dalam dekade terakhir ini,namun kini mereka bergandengan tangan dengan tujuan satu yaitu menjatuhkan perdana menteri saat ini Najib razak yang dulunya merupakan anak didik dari Tun mahathir itu sendiri.

Ibarat politik perang saudara inilah yang terjadi di partai pemerintah tersebut, dimana banyak kader partai senior di tubuh BN (Barisan Nasional) harus merasakan delima cinta untuk tetap berada dalam partai pemerintah dan mendukung Najib razak sebagai perdana menteri atau berada di barisan DR Mahathir yang merupakan orang lama sekaligus tokoh partai dan tokoh negara yang mereka hormati, tidak sedikit kader kader senior yang di pecat dari partai BN karena telah memilih untuk berseberangan atau melawan pemerintah yang ada.
Kekacuan politik di tubuh partai barisan nasional di mulai dari sebuah artikel dari wall street journal yang menyatakan bahwa najib razak menerima uang sejumlah 2.6 Billion Ringgit atau setara dengan 9.1 T yang berada dalam rekening pribadi perdana menteri tersebut,walau najib sudah membantah tuduhan tersebut kasus inilah yang membuat hubungan antara Najib razak dan Mahathir semakin panas, karena sebelum ini mahathir juga pernah meminta Najib razak untuk mundur karena pada pemilu lalu partai-partai pemerintah atau koalisi barisan nasional memperoleh hasil yang kurang baik.
Dan pemilu tahun ini adalah bukan lagi pertarungan antara Barisan Nasional dengan Pakatan keadilan tetapi lebih terasa sebagai pertarungan antara Dr Mahathir dengan Najib razak, dan besok pada tanggal 9/5/2018 biarkan rakyat malaysia yang menentukan pilihan mereka,dan pastinya rakyat malaysia berharap siapapun yang menang ianya mampu mensejahterakan rakyat malaysia karena sesungguhnya tujuan utama dari sebuah politik adalah membuat rakyat dan negara tersebut sejahtera.

Comments 0